Tuesday, January 10, 2006

Realita, Cinta, & Rock n Roll

Catatan Rabu Pagi 16

Selamat Tahun Baru 2006. Semoga keadaan akan lebih baik tahun ini meskipun bencana banjir bandang dan tanah longsor menjadi catatan pembuka tahun. Itulah realitas. Kerap kejam dan menyakitkan, tapi juga kerap dipenuhi kebahagiaan. Catatan rabu pagi di awal tahun 2006 ini adalah tentang film layar lebar ketiga karya Upi Avianto yang juga berkisah tentang realitas. Judulnya keren, “Realita, Cinta, & Rock 'n Roll. Debut Upi adalah film “30 Hari Mencari Cinta” yang sukses mengangkat nama Nirina Zubir, si cantik yang mungil dan cerdas, di dunia perfilman nasional. Film keduanya masih bertema cerita cinta remaja yang ringan, "Lovely Luna". Tapi di film ketiganya, "Realita, Cinta & Rock n Roll", Upi berkisah tentang masalah yang lebih serius dan substansial.

Memang tetap berada di realitas dunia remaja yang tengah mencari sebentuk kehidupan bagi dirinya, tapi dalam film ini drama kehidupan anak muda metropolitan tampil lebih utuh dan penuh gejolak. Urusan cinta hanya menjadi bagian yang mengikat cerita. Semacam benang merah bagi realitas yang diangkat Upi melalui tiga tokoh utama film tersebut yang menjadi korban dari suatu keadaan yang diakibatkan orang tua mereka. Tiga tokoh itu, Ipang, Nugie, dan Sandra, adalah anak-anak muda yang mencoba melakukan pemberontakan terhadap tatanan kehidupan yang mengungkung mereka. Ipang ternyata anak adopsi yang tidak jelas siapa orang tua kandungnya. Nugie, dibesarkan Ibunya yang janda, ternyata memiliki seorang ayah yang sudah menjadi transeksual. Waria. Dan Sandra ditinggal bunuh diri oleh ayahnya yang dililit hutang saat ia masih remaja. Ia kemudian harus mengurusi ibunya yang pemabuk dan sakit-sakitan sejak saat itu.

Semua itu adalah realitas yang diangkat sebagai tema cerita film "Realita, Cinta, & Rock 'n Roll". Semua itu adalah realitas yang nyata dalam kehidupan modern di masyarakat metropolitan semacam Jakarta. Upi merangkum semua realitas getir dan menyakitkan itu dalam sebuah film yang menarik. Kemasan rock n roll sebagai bingkai cerita membuat film ini asyik ditonton dan tetap menghibur meskipun mengangkat tema yang sama sekali bukan sekadar hiburan. Angkat topi untuk Upi. Saya rasa dibandingkan dua filmnya yang terdahulu, film ini benar-benar berbeda dan merupakan sebuah pencapaian baru seorang Upi Avianto. Obsesi Ipang dan Nugie untuk menjadi rock star menghasilkan optimisme dan dinamisme yang kuat meskipun keseluruhan cerita adalah tentang realitas yang menyakitkan dan kejam. Inilah spirit rock 'n roll yang memang harus dikobarkan bagi anak-anak muda generasi sekarang semacam Ipang, Nugie, dan Sandra.


Well, mungkin Anda semua, teman-teman yang suka membaca blog saya bertanya-tanya: lalu apa juntrungannya fx rudy gunawan ujug-ujug menulis tentang film Upi Avianto yang baru akan diedarkan pertengahan bulan Februari nanti? Mengapa ia seolah-olah menjadi humas atau PR-nya Upi? Mengapa? Pertama karena film ini bagi saya bagus dan layak ditonton sekaligus oleh anak-anak muda dan orang tuanya. Gap yang kerap membentang antara anak muda dan orang tuanya, mungkin bisa dijembatani dengan nonton bareng film ini. Kedua, dan ini adalah alasan yang terpenting: karena saya menulis novel adaptasi untuk film "Realita, Cinta, & Rock 'n Roll" karya Upi tersebut. Sungguh, sebelum menonton filmnya, Anda –-anak-anak muda dan para orang tua-- wajib membaca novelnya yang baru saja beredar di awal tahun 2006 ini. Dijamin tidak kecewa. Sekali lagi, selamat tahun baru! [frg]