Monday, March 19, 2007

Nyepi

catatan rabu pagi 34

Mari menepi sejenak dari hiruk-pikuk kehidupan yang tak pernah memberimu ruang untuk keheningan.

Mari menepi sejenak dari hingar-bingar dunia yang memenuhimu dengan kekosongan jiwa.

Mari menepi sesaat dari raung mesin-mesin yang menggilasmu jadi kepingan-kepingan logam dingin.

Mari menepi sekejap saja dari lenguh dan desah birahi yang memacu hasratmu menuju kehampaan belaka.

Mari menepi dari kebisingan panggung kekuasaan yang hanya menjerumuskanmu dalam arus liar sungai darah.

Mari menepi sajalah dari benda-benda yang membiusmu dengan kenikmatan semu. Tinggalkan saja semua omong kosong para penipu yang menjebakmu dalam mimpi-mimpi tanpa makna.

Mari menepi sekejap dari frekuensi satelit yang mengepung dan memasungmu dalam kotak televisi.

Mari menepi segera dari keserakahan yang menggerogoti tubuhmu sekerat demi sekerat. Mari menepi, walau hanya sejenak, dari permainan-permainan keangkuhan hati yang membodohimu atas nama cinta.

Mari menepi untuk diam di tepian jiwa kita yang belum terjamah polusi duniawi, sedetik saja.

Barangkali, hanya dengan menepi barang sekejap, kita akan menemukan kembali sesuatu yang telah lama hilang dari hati dan jiwa kita.

Barangkali, hanya dengan sesaat saja menepi, kau akan tahu betapa indahnya sepi. Betapa pentingnya diam dan hening dalam hidupmu yang selalu bising oleh kegelisahan dan ketidakpuasan. (frg)