Catatan Rabu Pagi
Rabu ini, 24 Agustus 2005, persis hari ke 7 saya berhasil pensiun sebagai seorang perokok berat. Setidaknya 25 tahun, seperempat abad dari tahun-tahun yang telah saya lewati, saya lewatkan bersama kepulan asap rokok yang berdesakan di paru-paru, mencari ruang, dan memadati seluruh rongga paru-paru, meski hasil rontgen paru-paru saya sekitar 5 tahun lalu masih menegaskan kondisi paru-paru yang cukup okay!
Anda semua mungkin bertanya-tanya: bagaimana rasanya bebas dari nikotin, tar, dan zat-zat beracun lainnya yang menyebabkan kanker, impotensi, gangguan kehamilan, dan kematian itu? Rasanya enak. Serius. Rasanya sungguh enak. Lepas dari soal medis dan kesehatan yang saya juga tak begitu peduli, saya benar-benar merasa enak. Enak karena saya berhasil. Enak karena saya bebas. Enak karena saya terbukti adalah tuan terhadap diri saya sendiri. Hehehe, sedikit narsis? Gak pa-pa, saya selalu percaya narsis itu baik dan perlu asal proporsional. Jangan lupa, asal proporsional!
Dengan berhasil berhenti merokok, dampak selanjutnya adalah kekuatan kendali saya jadi berlipat ganda. Sayalah yang mengendalikan hidup saya. Bukan orang lain, bukan penguasa, bukan koruptor, bukan mafia, bukan setan, bukan jin. Saya juga yakin akan bisa mengendalikan rasa takut saya, rasa senang saya, rasa panik saya, rasa gugup saya, rasa sakit dan rasa-rasa lainnya yang selama ini terkesan bisa diatasi dengan bantuan rokok. Ini jelas hebat!
Saya memutuskan secara sangat spontan untuk berhenti merokok pada 17 Agustus 2005, Hari Kemerdekaan Indonesia ke 60. Tentu ini sangat “sok patriotic”, tapi saya memang ingin punya sifat, sikap, dan jiwa patriot. Walau secuil! Benar. Ini keinginan yang sangat seriouussss! Tadinya saya berencana berhenti merokok pada tanggal 20 september 2005, Hari Kelahiran Saya. Tapi saya berubah pikiran dan ingin menjadi lebih patriotiK! Saya tidak mau hidup saya hanya terfokus pada diri sendiri saja. Saya tidak mau mementingkan kepentingan diri sendiri, kelompok, atau golongan! Ini maksudnya jelas: saya marah pada para anggota DPR yang minta naik gaji sampai 50 juta!
Begitulah, rabu pagi ini, setelah menyeruput secangkir kopi, mandi dan buang hajat harian, saya bertekad untuk memulai periode baru dalam hidup saya, yakni periode bebas-merdeka. Bebas-merdeka dari nikotin, tar, dan zat-zat mematikan lainnya, bebas-merdeka dari rasa takut, rasa ngeri, rasa-rasa yang memperbudak kita seperti halnya seorang perokok diperbudak nikotin!
Anda semua mungkin bertanya-tanya: bagaimana rasanya bebas dari nikotin, tar, dan zat-zat beracun lainnya yang menyebabkan kanker, impotensi, gangguan kehamilan, dan kematian itu? Rasanya enak. Serius. Rasanya sungguh enak. Lepas dari soal medis dan kesehatan yang saya juga tak begitu peduli, saya benar-benar merasa enak. Enak karena saya berhasil. Enak karena saya bebas. Enak karena saya terbukti adalah tuan terhadap diri saya sendiri. Hehehe, sedikit narsis? Gak pa-pa, saya selalu percaya narsis itu baik dan perlu asal proporsional. Jangan lupa, asal proporsional!
Dengan berhasil berhenti merokok, dampak selanjutnya adalah kekuatan kendali saya jadi berlipat ganda. Sayalah yang mengendalikan hidup saya. Bukan orang lain, bukan penguasa, bukan koruptor, bukan mafia, bukan setan, bukan jin. Saya juga yakin akan bisa mengendalikan rasa takut saya, rasa senang saya, rasa panik saya, rasa gugup saya, rasa sakit dan rasa-rasa lainnya yang selama ini terkesan bisa diatasi dengan bantuan rokok. Ini jelas hebat!
Saya memutuskan secara sangat spontan untuk berhenti merokok pada 17 Agustus 2005, Hari Kemerdekaan Indonesia ke 60. Tentu ini sangat “sok patriotic”, tapi saya memang ingin punya sifat, sikap, dan jiwa patriot. Walau secuil! Benar. Ini keinginan yang sangat seriouussss! Tadinya saya berencana berhenti merokok pada tanggal 20 september 2005, Hari Kelahiran Saya. Tapi saya berubah pikiran dan ingin menjadi lebih patriotiK! Saya tidak mau hidup saya hanya terfokus pada diri sendiri saja. Saya tidak mau mementingkan kepentingan diri sendiri, kelompok, atau golongan! Ini maksudnya jelas: saya marah pada para anggota DPR yang minta naik gaji sampai 50 juta!
Begitulah, rabu pagi ini, setelah menyeruput secangkir kopi, mandi dan buang hajat harian, saya bertekad untuk memulai periode baru dalam hidup saya, yakni periode bebas-merdeka. Bebas-merdeka dari nikotin, tar, dan zat-zat mematikan lainnya, bebas-merdeka dari rasa takut, rasa ngeri, rasa-rasa yang memperbudak kita seperti halnya seorang perokok diperbudak nikotin!
<< Home